Nama Becky Soebagyo (57) memang belum setenar adik kandungnya, aktor Pangky Soewito. Namun demikian, di Kotamadya Balikpapan, Branch Manager PT. Sea Horse ini cukup populer. Selain aktif di berbagai kegiatan dan organisasi sosial, Becky juga dikenal sangat ramah pada siapapun. “saya memang suka bergaul,” ujar ayah tiga anak ini.
Alasan itu pula yang membuatnya memilih bergabung di perusahaan shipping dan meninggalkan pekerjaannya di sebuah perusahaan perkilangan minyak. “Saya bukan tipe orang yang betah bekerja di lingkungan tertutup dengan perhitungan jam kerja yang ketat,” katanya. Beruntunglah PT. Sea Horse yang baru membuka kantor cabang di Balikpapan memberi peluang untuk bergabung pada tahun 1978. Di perusahaan ini Becky sering melakukan tugas lapangan hingga ke pedalaman Kalimantan. “Pekerjaan saya sangat tertolong dengan kartuHALO. Nggak ada provider lain yang bisa menjangkau hingga pedalaman,” ujar pemegang kartu Gold HALOclub ini.
Pada suatu sore, mediaHALO berkesempatan berbincang panjang di ruang kerjanya di Kompleks Balikpapan Permai. Ayah tiga anak yang masih tampak awet muda ini berkisah tentang loyalitas dan filosofi hidupnya.
Apa yang membuat Anda bisa menikmati bidang ini hingga lebih dari 27 tahun?
Tuntutan pekerjaan di perusahaan shipping ini sangat sesuai dengan karakter saya. Saya menyukai pekerjaan outdoor. Di sini saya juga harus berhubungan dengan banyak orang dari berbagai kalangan dan profesi. Klien saya macam-macam, ada oil company, perusahaan tambang batubara, juga para broker.
Sebagai pemimpin, bagaimana Anda mengelola perusahaan dan bawahan?
Tantangan berusaha di bidang shipping adalah bagaimana menyakinkan pada klien bahwa barang yang kami angkut dalam kondisi aman dan delivery yang tepat waktu. Klien yang sudah percaya biasaya akan menggunakan jasa kami lagi. Meskipun dalam perkembangannya bisnis shipping banyak bermunculan di Balikpapan, tapi Sea Horse masih tetap eksis. Terhadap karyawan, saya nyaris tidak pernah marah malah sering bercanda. Kalaupun ada karyawan yang salah, saya berusaha menghindari kemarahan. Kalau dimarahi biasanya kan juga cuma senyum-senyum, malah membuat kita tambah kesal.
Mungkin karena jarang marah jadi awet muda ya?
Usia saya memang sudah 57 tahun, banyak teman seangkatan saya yang wajahnya sudah kelihatan tua. Saya sendiri tidak pernah mengingat usia dalam bekerja. Selama masih mampu bekerja, saya akan terus bekerja. Kalau hanya mengingat usia yang terus bertambah, bisa stress. Kalau sudah stress, bikin cepat tua. Kalau mau awet muda kuncinya ya enjoy your life, lupakan usia selagi bekerja.
Ngomong-ngomong, tidak berminat membangun bisnis sendiri?
Banyak orang melakukan hal itu, setelah berpengalaman kemudian merintis usaha sendiri. Saya pun pernah beberapa kali memulai usaha, tetapi sepertinya jalan hidup saya lebih cocok menjadi karyawan, bekerja di perusahaan orang. Saya rasa dua-duanya sama berat. Bekerja pada orang lain itu berat, harus memenuhi keinginan pimpinan. Tapi punya perusahaan sendiri juga tidak gampang. Jadi pemimpin itu susah, yang dipikirin banyak. Kalaupun nanti pensiun, saya pengin meperdalam agama, jadi uztad…
Cita-cita yang mulia….
Saya sudah menunaikan ibadah Haji tahun 1995. Meskipun sudah merencanakan sejak tahun 1990, tapi baru terlaksana lima tahun kemudian. Saya banyak belajar agama dari salah seorang Uztad di Martapura, Kalsel. Kadang-kadang, kalau ada teman yang punya masalah, sering kali tanpa sadar saya sudah ngomong panjang lebar. Mereka bilang, apa yang saya katakan seperti memberi solusi dan pencerahan. Padahal saya sendiri kadang nggak ngerti habis ngomong apa saja. (Tita/Dec - 2005)
Alasan itu pula yang membuatnya memilih bergabung di perusahaan shipping dan meninggalkan pekerjaannya di sebuah perusahaan perkilangan minyak. “Saya bukan tipe orang yang betah bekerja di lingkungan tertutup dengan perhitungan jam kerja yang ketat,” katanya. Beruntunglah PT. Sea Horse yang baru membuka kantor cabang di Balikpapan memberi peluang untuk bergabung pada tahun 1978. Di perusahaan ini Becky sering melakukan tugas lapangan hingga ke pedalaman Kalimantan. “Pekerjaan saya sangat tertolong dengan kartuHALO. Nggak ada provider lain yang bisa menjangkau hingga pedalaman,” ujar pemegang kartu Gold HALOclub ini.
Pada suatu sore, mediaHALO berkesempatan berbincang panjang di ruang kerjanya di Kompleks Balikpapan Permai. Ayah tiga anak yang masih tampak awet muda ini berkisah tentang loyalitas dan filosofi hidupnya.
Apa yang membuat Anda bisa menikmati bidang ini hingga lebih dari 27 tahun?
Tuntutan pekerjaan di perusahaan shipping ini sangat sesuai dengan karakter saya. Saya menyukai pekerjaan outdoor. Di sini saya juga harus berhubungan dengan banyak orang dari berbagai kalangan dan profesi. Klien saya macam-macam, ada oil company, perusahaan tambang batubara, juga para broker.
Sebagai pemimpin, bagaimana Anda mengelola perusahaan dan bawahan?
Tantangan berusaha di bidang shipping adalah bagaimana menyakinkan pada klien bahwa barang yang kami angkut dalam kondisi aman dan delivery yang tepat waktu. Klien yang sudah percaya biasaya akan menggunakan jasa kami lagi. Meskipun dalam perkembangannya bisnis shipping banyak bermunculan di Balikpapan, tapi Sea Horse masih tetap eksis. Terhadap karyawan, saya nyaris tidak pernah marah malah sering bercanda. Kalaupun ada karyawan yang salah, saya berusaha menghindari kemarahan. Kalau dimarahi biasanya kan juga cuma senyum-senyum, malah membuat kita tambah kesal.
Mungkin karena jarang marah jadi awet muda ya?
Usia saya memang sudah 57 tahun, banyak teman seangkatan saya yang wajahnya sudah kelihatan tua. Saya sendiri tidak pernah mengingat usia dalam bekerja. Selama masih mampu bekerja, saya akan terus bekerja. Kalau hanya mengingat usia yang terus bertambah, bisa stress. Kalau sudah stress, bikin cepat tua. Kalau mau awet muda kuncinya ya enjoy your life, lupakan usia selagi bekerja.
Ngomong-ngomong, tidak berminat membangun bisnis sendiri?
Banyak orang melakukan hal itu, setelah berpengalaman kemudian merintis usaha sendiri. Saya pun pernah beberapa kali memulai usaha, tetapi sepertinya jalan hidup saya lebih cocok menjadi karyawan, bekerja di perusahaan orang. Saya rasa dua-duanya sama berat. Bekerja pada orang lain itu berat, harus memenuhi keinginan pimpinan. Tapi punya perusahaan sendiri juga tidak gampang. Jadi pemimpin itu susah, yang dipikirin banyak. Kalaupun nanti pensiun, saya pengin meperdalam agama, jadi uztad…
Cita-cita yang mulia….
Saya sudah menunaikan ibadah Haji tahun 1995. Meskipun sudah merencanakan sejak tahun 1990, tapi baru terlaksana lima tahun kemudian. Saya banyak belajar agama dari salah seorang Uztad di Martapura, Kalsel. Kadang-kadang, kalau ada teman yang punya masalah, sering kali tanpa sadar saya sudah ngomong panjang lebar. Mereka bilang, apa yang saya katakan seperti memberi solusi dan pencerahan. Padahal saya sendiri kadang nggak ngerti habis ngomong apa saja. (Tita/Dec - 2005)
No comments:
Post a Comment