Era reformasi dalam tubuh Kepolisian RI yang diwujudkan dalam UU No. 2 Tahun 2008 terus-menerus dilakukan. Semula Polri merupakan alat penguasa, kini Polri berperan sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. “Paradigma Polisi harus diubah, tidak bisa seperti dulu lagi,” ujar AKBP. Dono Indarto, Kapolres Bontang, Kalimantan Timur.
Kini arah kebijakan strategi Polri lebih mendahulukan tampilan selaku pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Dalam setiap kiprah pengabdian anggota Polri baik sebagai pemelihara Kamtibmas maupun sebagai penegak hukum, senantiasa dijiwai oleh tampilan perilakunya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.
Bagi Dono perubahan paradigma tersebut merupakan tantangan bagi setiap anggota Polri. Apalagi di era reformasi ini masyarakat pun kian kritis terhadap Polisi. “Dulu orang langsung ngeper begitu lihat Polisi. Sekarang, Polisi itu cuman diledekin,” ujarnya sambil terbahak. “Dan jangan berharap Polisi bisa seperti dulu lagi,” lanjutnya.
Dalam era reformasi yang terus-menerus dilakukan dalam tubuh Kepolisian RI, Dono selalu menegaskan kepada jajaran anak buahnya agar menumbuhkan sikap mental yang positif. Dono memahami bahwa pada dasarnya setiap orang pengin hidup enak, bahkan kadang-kadang juga pengin seenaknya. “Karena itu perubahan ini butuh kekuatan mental,” tandasnya.
Selain membangun sikap mental, menurut Dono mengikuti aturan yang sudah ditetapkan merupakan tanggung jawab dan konsekuensi yang harus dijalani oleh seorang Polisi. “Saya sendiri memilih berada di jalur rel saja. Nggak perlu belok kanan – kiri, nanti terjatuh,” ujarnya penggemar golf yang memiliki prinsip kerja mengikuti aturan. “Kalau aturannya jelas, apapun yang jadi penghalang saya berani menerobosnya,” tambahnya.
Kini arah kebijakan strategi Polri lebih mendahulukan tampilan selaku pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Dalam setiap kiprah pengabdian anggota Polri baik sebagai pemelihara Kamtibmas maupun sebagai penegak hukum, senantiasa dijiwai oleh tampilan perilakunya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.
Bagi Dono perubahan paradigma tersebut merupakan tantangan bagi setiap anggota Polri. Apalagi di era reformasi ini masyarakat pun kian kritis terhadap Polisi. “Dulu orang langsung ngeper begitu lihat Polisi. Sekarang, Polisi itu cuman diledekin,” ujarnya sambil terbahak. “Dan jangan berharap Polisi bisa seperti dulu lagi,” lanjutnya.
Dalam era reformasi yang terus-menerus dilakukan dalam tubuh Kepolisian RI, Dono selalu menegaskan kepada jajaran anak buahnya agar menumbuhkan sikap mental yang positif. Dono memahami bahwa pada dasarnya setiap orang pengin hidup enak, bahkan kadang-kadang juga pengin seenaknya. “Karena itu perubahan ini butuh kekuatan mental,” tandasnya.
Selain membangun sikap mental, menurut Dono mengikuti aturan yang sudah ditetapkan merupakan tanggung jawab dan konsekuensi yang harus dijalani oleh seorang Polisi. “Saya sendiri memilih berada di jalur rel saja. Nggak perlu belok kanan – kiri, nanti terjatuh,” ujarnya penggemar golf yang memiliki prinsip kerja mengikuti aturan. “Kalau aturannya jelas, apapun yang jadi penghalang saya berani menerobosnya,” tambahnya.
Biodata
Nama : Dono Indarto
Lahir : Medan, 27 Juni 1966
Pendidikan : Akpol, lulus 1990
PT Ilmu Kepolisian lulus th 2000
Sespimpol tahun 2004
Karir : 1991 Kapolsek Bantaeng, Sulsel
1994 Kasatserse Maros
1996 Kapolsek Mariso
2002 Kasatserse Medan
2003 Wakapolres Tapanuli Selatan
2004 Kadensus 88
2007 Kapolres Bontang
No comments:
Post a Comment