Bermunculannya perusahaan-perusahaan asing (PMA) di Indonesia sebenarnya merupakan peluang bagus bagi kita untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia maupun membangun kultur perusahaan yang sehat. Perusahaan asing dikenal memiliki integritas yang tinggi. “Kita patut mencontoh bagaimana mereka membangun integritas,” ujar Ir. Widiyatmono, MBA, Direktur Marketing, Personnel & General Affairs PT. Kaltim Parna Industri (KPI).
Di KPI, perusahaan yang sebagian besar kepemilikan modalnya adalah Mitsubishi Corporation Jepang ini, dikembangkan managemen yang transparan untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan. Sementara itu, banyak perusahaan dalam negri yang tersangkut masalah korupsi atau penyimpangan. “Berpartner dengan asing, mengajarkan pada kita untuk membenahi sika-sikap seperti itu. Jangan menyimpang terus,” ujar peraih MBA dari Universitas Dallas Amerika yang belum lama ini ditugaskan perusahaannya untuk mengikuti seminar tentang corruption watch.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan perusahaan, pihak managemen KPI juga berupaya menanamkan semangat berkembang melalu slogan “Pengembangan dan Perbaikan terus-menerus”. Slogan ini ditempel di tempat-tempat yang mudah dilihat, sejak memasuki halaman kantor hingga ke ruang kerja. “Always continues improvement in everyday, begitu kira-kira upaya yang kami lakukan untuk menjadi lebih baik dari kemarin,” tambah pemegang Private Pilot License yang mampu menerbangkan pesawat jenis Cessna 152 ini sambil tersenyum.
Menurut Widiyatmono, pada dasarnya tenaga professional Indonesia juga mampu bersaing dengan tenaga ahli dari asing asalkan bisa menunjukkan kompetensi, kredibilitas, dan integritas. “Kalau ketiga hal itu sudah kita lakukan, kita akan mendapatkan trust atau kepercayaan,” paparnya. Dengan kata lain, trust akan menjadi landasan untuk membina hubungan kerja yang lebih baik. Jika hubungan kerja sudah terjalin dengan baik, perusahaan tidak lagi membedakan mana karyawan local dan asing.
Kunci sukses ini dipelajari Widiyatmono semasa ia mendapat kesempatan berkarir di Houston Texas Amerika Serikat pada tahun 1989 hingga 1995. Setelah lebih dari 5 tahun tinggal di Amerika, begitu kembali ke Indonesia pada tahun 1996 ia sudah tak canggung bergabung dengan perusahaan asing milik Korea. “Perbedaan kultur membuat saya jadi kaya kaya wawasan,” katanya. Karena itu pria asal Yogyakarta ini tak terlalu mendapat kesulitan beradaptasi dan berasimilasi dengan budaya perusahaan asing manapun juga. “Selain ketiga hal di atas, kuncinya utama lainnya adalah kejujuran. Dengan bersikap transparan, mereka akan menunjukkan pintu pada kita,” tambahnya menegaskan.
Di KPI, perusahaan yang sebagian besar kepemilikan modalnya adalah Mitsubishi Corporation Jepang ini, dikembangkan managemen yang transparan untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan. Sementara itu, banyak perusahaan dalam negri yang tersangkut masalah korupsi atau penyimpangan. “Berpartner dengan asing, mengajarkan pada kita untuk membenahi sika-sikap seperti itu. Jangan menyimpang terus,” ujar peraih MBA dari Universitas Dallas Amerika yang belum lama ini ditugaskan perusahaannya untuk mengikuti seminar tentang corruption watch.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan perusahaan, pihak managemen KPI juga berupaya menanamkan semangat berkembang melalu slogan “Pengembangan dan Perbaikan terus-menerus”. Slogan ini ditempel di tempat-tempat yang mudah dilihat, sejak memasuki halaman kantor hingga ke ruang kerja. “Always continues improvement in everyday, begitu kira-kira upaya yang kami lakukan untuk menjadi lebih baik dari kemarin,” tambah pemegang Private Pilot License yang mampu menerbangkan pesawat jenis Cessna 152 ini sambil tersenyum.
Menurut Widiyatmono, pada dasarnya tenaga professional Indonesia juga mampu bersaing dengan tenaga ahli dari asing asalkan bisa menunjukkan kompetensi, kredibilitas, dan integritas. “Kalau ketiga hal itu sudah kita lakukan, kita akan mendapatkan trust atau kepercayaan,” paparnya. Dengan kata lain, trust akan menjadi landasan untuk membina hubungan kerja yang lebih baik. Jika hubungan kerja sudah terjalin dengan baik, perusahaan tidak lagi membedakan mana karyawan local dan asing.
Kunci sukses ini dipelajari Widiyatmono semasa ia mendapat kesempatan berkarir di Houston Texas Amerika Serikat pada tahun 1989 hingga 1995. Setelah lebih dari 5 tahun tinggal di Amerika, begitu kembali ke Indonesia pada tahun 1996 ia sudah tak canggung bergabung dengan perusahaan asing milik Korea. “Perbedaan kultur membuat saya jadi kaya kaya wawasan,” katanya. Karena itu pria asal Yogyakarta ini tak terlalu mendapat kesulitan beradaptasi dan berasimilasi dengan budaya perusahaan asing manapun juga. “Selain ketiga hal di atas, kuncinya utama lainnya adalah kejujuran. Dengan bersikap transparan, mereka akan menunjukkan pintu pada kita,” tambahnya menegaskan.
Biodata
Nama : Ir. Widiyatmono, MBA
Lahir : Yogyakarta, 9 Maret 1964
Pendidikan : Sarjana Tehnik Elektro – Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
MBA in Industrial Management, The University of Dallas, Texas, USA
Karir : 2006 - sekarang : Direktur Marketing….PT Kaltim Parna Industri
2003 – 2006 : Direktur Widya Tehnik
2002 – 2003 : Business Dev. Manager, PT Rekayasa Industri
1994 – 2002 : Business Dev. Manager, PT Transmega Ekacipta
1992 – 1994 : The M.W. Kellogg company, Houston, Texas – USA
1991 – 1992 : Research engineer, Dresser Industries, Dallas, Texas
No comments:
Post a Comment