Tuesday, 19 May 2009

Eddy Suprijoso, SE, MBA: “Leadership Intelligent”

Lebih dari 17 tahun dipercaya sebagai pimpinan di beberapa kantor wilayah Pegadaian di seluruh Indonesia, membuat Eddy Supriyoso menyadari bahwa memimpin orang lain tidaklah mudah. “Seorang pemimpin itu harus bisa memberi contoh dan menjadi teladan,” ujar Eddy yang kini menjabat sebagai Pimpinan Wilayah Pegadaian Indonesia Timur.

Eddy memulainya dengan bersikap disiplin pada diri sendiri. Peraih Master of Business Administration (MBA) dari Universitas Kennedy Amerika ini dapat dipastikan sudah berada di ruang kerjanya pada pukul 6.30 WITA. Sebelum memulai kerja, ia juga memimpin doa pagi secara rutin. “Saya tidak segan-segan menegur karyawan yang ketahuan tidak hening saat doa pagi. Berdoa dan bersyukur kepada Tuhan itu hal yang penting dilakukan,” ujar pria kelahiran Probolinggo Jawa Timur ini yang mengaku sesekali mengintip karyawan lewat CCTV saat doa pagi.

Bagi Eddy, spiritualisme harus tetap dijaga di tempat kerja.Eddy menempatkannya pada urutan pertama dalam 5 (lima) leadership intelligent yang dirumuskannya, yaitu kecerdasan spiritual. “Jika kita mengejar akhirat, kita akan mendapatkan kemudahan dunia dan akhirat sekaligus,” jelasnya. Setelah kecerdasan spiritual diasah, barulah kecerdasan intelektualnya ditingkatkan.Seorang pemimpin harus senantiasa meningkatkan kemampuan. “Jangan sampai kalah sama bawahan,” kelakarnya.Namun bukan berarti pimpinan selalu benar dan tidak bisa dikritik. “Kecerdasan emosional membuat saya tidak gampang marah dan bersikap tenang ketika dikritik,” paparnya.

Selain mengembangkan kecerdasan yang bersifat internal seperti di atas, Eddy tidak melupakan pentingnya kecerdasan sosial dan kecerdasan fisikal. “Pimpinan juga harus gaul dong,” katanya sambil tertawa. Karenanya, meski kesibukannya sebagai Pimpinan Wilayah sudah sangat menyita waktu, namun Eddy masih aktif dalam berbagai organisasi sosial di Manado. Eddy menggambarkan bahwa banyak orang berprestasi tapi tidak memiliki relasi sehingga karirnya tidak berkembang.Sementara itu ada orang yang prestasinya biasa-biasa saja, tapi karena memiliki banyak relasi, jadilah yang memberi rekomendasi juga banyak dan karirnya pun akan meningkat dengan cepat.” Perjalanan karir seseorang itu ditentukan oleh prestasi, relasi, nasib, guratan tangan, garis tangan, dan terakhir tanda tangan,” ujarnya sambil terbahak..

Leadership intelligent terakhir yang tidak boleh diabaikan, meski tampaknya sepele, adalah kecerdasan fisikal, yaitu memelihara kesehatan dan penampilan agar tetap prima. “Semakin berada di atas, kita akan semakin dilihat orang. Sepatu nggak semiran bisa dikomentari bawahan,” katanya. Sebaliknya, penikmat olehraga golf dan tennis ini juga mengakui bahwa, “Kalau Boss-nya keren, memelihara penampilan, bawahan juga bangga kan?”


BIODATA

Nama : Eddy Suprijoso, S.E, MBA
Lahir : Probolinggo, 18 September 1958
Pendidikan : S1 dari Univ. Brawijaya, Malang
S2 dari Kennedy University, Amerika
Organisasi : Ketua Forum BUMN Manado
Wakil Ketua Pengembangan Ekonomi UKM
Hobby : Golf, Tennis

No comments:

Post a Comment