Dibukanya jalur penerbangan ke berbagai kota di penjuru Tanah Air dengan tarif murah, menjadikan akses ke berbagai daerah menjadi lebih mudah serta hemat waktu dan uang. Kemajuan ini tak dapat dipisahkan dari peran pengusahan travel agent yang bekerjasama dengan airline untuk membuka jalur penerbangan baru. “Kita carter pesawat untuk membuka jalur penerbangan baru,” ujar Hamid Kuna, Direktur Rahmat Tour.
Sejak membuka usaha travel agent di Manado pada tahun 1997, Hamid Kuna terus melakukan upaya agar Rahmat Tour tidak hanya melayani penjualan tiket. Pada tahun 2000, ia nekat menyewa (carter) Bouraq Airline untuk membuka jalur penerbangan Manado – Ternate. Tindakannya menyewa pesawat paska kerusuhan Ambon, tentu saja menjadi bahan tertawaan sesama pengusaha travel. “Mereka mengejek dan menertawakan saya,” kenang Hamid.
Namun, ejekan itu tak menyurutkan niatnya. Sebaliknya, kegigihannya membuahkan hasil. Airline yang dicarternya selama 2 tahun itu dapat melayani rute penerbangan hingga ke Ambon, Tual, Luwuk, dan Gorontalo. Setelah itu, maskapai penerbangan lain pun tak luput dicarternya pula. Selain membuka jalur penerbangan di wilyah Indonesia Timur, Hamid juga mencarter pesawat untuk penerbangan Jakarta – Bengkulu, Jakarta – Lampung, juga Jakarta – Tanjung Pandan. Bahkan, Sarjana Teknik yang telah puluhan tahun menggeluti bisnis kontraktor ini juga membuka jalur penerbangan internasional, Manado – Dafau (Filipina). “Tiketnya pun saya jual murah, hanya US$ 60 return,” tegasnya.
Menurut Hamid, mencarter pesawat akan membuatnya lebih leluasa mengatur harga tiket pesawat. “Kita menyewa berdasarkan jam terbang dan membayar uang sewa 6 bulan di muka,” ujarnya. Karena uang sewa sudah dibayarkan terlebih dahulu, Hamid bisa menentukan harga tiket pesawat yang akan dijual ke pasaran. Margin laba dari penjualan tiket sepenuhnya menjadi keuntungan Hamid dan Rahmat Tour yang dikelolanya.
Di balik kegigihannya membangun bisnis travel dan membuka jalur penerbangan dengan tarif murah, Hamid menyimpan keinginan agar setiap orang bisa merasakan “di atas awan” atau naik pesawat. Ia pun tak segan-segan mensponsori berbagai undian berhadiah tiket pesawat. Juga, ketika dirinya dilantik sebagai anggota legislatif Provinsi Gorontalo, Rahmat Tour membagikan puluhan seat gratis untuk penerbangan Gorontalo – Makassar yang diumumkan lewat surat kabar daerah sehari sebelumnya. Tidak takut merugi? “Di bisnis airline, sehari rugi 200juta itu biasa, tapi sehari untung 500juta itu juga biasa,” tandas pria yang pernah menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Pengusaha Kontruksi Indonesia.
Sejak membuka usaha travel agent di Manado pada tahun 1997, Hamid Kuna terus melakukan upaya agar Rahmat Tour tidak hanya melayani penjualan tiket. Pada tahun 2000, ia nekat menyewa (carter) Bouraq Airline untuk membuka jalur penerbangan Manado – Ternate. Tindakannya menyewa pesawat paska kerusuhan Ambon, tentu saja menjadi bahan tertawaan sesama pengusaha travel. “Mereka mengejek dan menertawakan saya,” kenang Hamid.
Namun, ejekan itu tak menyurutkan niatnya. Sebaliknya, kegigihannya membuahkan hasil. Airline yang dicarternya selama 2 tahun itu dapat melayani rute penerbangan hingga ke Ambon, Tual, Luwuk, dan Gorontalo. Setelah itu, maskapai penerbangan lain pun tak luput dicarternya pula. Selain membuka jalur penerbangan di wilyah Indonesia Timur, Hamid juga mencarter pesawat untuk penerbangan Jakarta – Bengkulu, Jakarta – Lampung, juga Jakarta – Tanjung Pandan. Bahkan, Sarjana Teknik yang telah puluhan tahun menggeluti bisnis kontraktor ini juga membuka jalur penerbangan internasional, Manado – Dafau (Filipina). “Tiketnya pun saya jual murah, hanya US$ 60 return,” tegasnya.
Menurut Hamid, mencarter pesawat akan membuatnya lebih leluasa mengatur harga tiket pesawat. “Kita menyewa berdasarkan jam terbang dan membayar uang sewa 6 bulan di muka,” ujarnya. Karena uang sewa sudah dibayarkan terlebih dahulu, Hamid bisa menentukan harga tiket pesawat yang akan dijual ke pasaran. Margin laba dari penjualan tiket sepenuhnya menjadi keuntungan Hamid dan Rahmat Tour yang dikelolanya.
Di balik kegigihannya membangun bisnis travel dan membuka jalur penerbangan dengan tarif murah, Hamid menyimpan keinginan agar setiap orang bisa merasakan “di atas awan” atau naik pesawat. Ia pun tak segan-segan mensponsori berbagai undian berhadiah tiket pesawat. Juga, ketika dirinya dilantik sebagai anggota legislatif Provinsi Gorontalo, Rahmat Tour membagikan puluhan seat gratis untuk penerbangan Gorontalo – Makassar yang diumumkan lewat surat kabar daerah sehari sebelumnya. Tidak takut merugi? “Di bisnis airline, sehari rugi 200juta itu biasa, tapi sehari untung 500juta itu juga biasa,” tandas pria yang pernah menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Pengusaha Kontruksi Indonesia.
Biodata
Nama : Ir. H. Hamid Kuna
Tempat Tgl. Lahir : Gorontalo, 2 Januari 1963
Organisasi:
• Ketua Komisi D Bid. Pembangunan DPRD Prop. Gorontalo
• Ketua ASITA, Gorontalo
• Ketua Asosiasi Kontraktor Air Indonesia
• Ketua Persatuan Sepak Takraw
• Bendahara Perhimpunan Insinyur Indonesia (PII)
No comments:
Post a Comment