Cobalah bertanya pada anak-anak, apa yang menjadi cita-citanya jika dewasa kelak. Umumnya, mereka akan menjawab: “jadi dokter!”. Jawaban serupa juga dilontarkan Dian M. Isabella semasa kecil. Apalagi orang tuanya juga berprofesi sebagai dokter, sehingga sejak kecil dunia medis sudah diakrabi Dian. “Selain saya, adik saya kemudian juga jadi dokter. Bahkan ipar saya juga dokter. Hanya saya yang menikah dengan Polisi,” ujar lulusan Fak. Kedokteran Universitas Sumatra Utara (USU) ini sambil tertawa.
Namum, menjadi istri Polisi membawa berkah tersendiri bagi Dian. Tenaga medis di lingkungan kepolisian masih sangat dibutuhkan dan memberikan peluang untuk mengambil spesialisasi tertentu. Sehingga, selepas menyelesaikan tugasnya sebagai Dokter PTT di pedalaman Kalimantan Tengah, Dian melamar menjadi tenaga medis di lingkungan kepolisian. “Sekarang kalau suami pindah tugas, saya juga bisa dengan mudah mengajukan pindah mengikuti suami,” ujar istri Jansen Sitohang ini yang menyusul suaminya yang sudah setahun menjabat sebagai Kadit Reskrim Polres Gorontalo.
Dian mengakui, bekerja sebagai tenaga medis di lingkungan kepolisian sangat berbeda dengan di Puskesmas atau Rumah Sakit Umum. Jika di Puskesmas umum seorang dokter memiliki kewenangan penuh dalam mengelola kliniknya, maka dokter poliklinik kepolisian berada di bawah kewenangan Kapolres setempat. “Di sini atasan saya adalah Kapolres langsung,” ujar Dian.
Di tempat tugasnya yang baru di Poliklinik Polres Gorontalo, Dian tak hanya dituntut untuk beradaptasi dengan peraturan di lingkungan kepolisian, namun juga harus membenahi managemen poliklinik. Maklumlah, sebelum kehadiran Dian, poliklinik ini tidak memiliki dokter khusus dan hanya datang pada jam-jam tertentu. “Sekarang saya standby di Poliklinik selama jam kerja,” ujarnya.
Dengan adanya dokter yang siaga sejak pukul 8.00 – 14.00 WITA, poliklinik yang terbuka untuk masyarakat umum, tidak hanya pasien dari lingkungan kepolisian, ini diharapkan dapat melayani dengan lebih optimal. Sebagai dokter pertama yang ditempatkan di Poliklinik Polres Gorontalo, Dian tak hanya berurusan dengan pasien, namun juga bertekad membenahi manajemen dan bangunan fisik poliklinik.
Banyak hal yang harus dibenahinya, dari mulai menyiapkan sistem penyimpanan kartu pasien hingga merencanakan penambahan ruang untuk rawat inap pasien. “Tapi harus pelan-pelan membenahinya,” ujarnya. (tita - mar '07)
Namum, menjadi istri Polisi membawa berkah tersendiri bagi Dian. Tenaga medis di lingkungan kepolisian masih sangat dibutuhkan dan memberikan peluang untuk mengambil spesialisasi tertentu. Sehingga, selepas menyelesaikan tugasnya sebagai Dokter PTT di pedalaman Kalimantan Tengah, Dian melamar menjadi tenaga medis di lingkungan kepolisian. “Sekarang kalau suami pindah tugas, saya juga bisa dengan mudah mengajukan pindah mengikuti suami,” ujar istri Jansen Sitohang ini yang menyusul suaminya yang sudah setahun menjabat sebagai Kadit Reskrim Polres Gorontalo.
Dian mengakui, bekerja sebagai tenaga medis di lingkungan kepolisian sangat berbeda dengan di Puskesmas atau Rumah Sakit Umum. Jika di Puskesmas umum seorang dokter memiliki kewenangan penuh dalam mengelola kliniknya, maka dokter poliklinik kepolisian berada di bawah kewenangan Kapolres setempat. “Di sini atasan saya adalah Kapolres langsung,” ujar Dian.
Di tempat tugasnya yang baru di Poliklinik Polres Gorontalo, Dian tak hanya dituntut untuk beradaptasi dengan peraturan di lingkungan kepolisian, namun juga harus membenahi managemen poliklinik. Maklumlah, sebelum kehadiran Dian, poliklinik ini tidak memiliki dokter khusus dan hanya datang pada jam-jam tertentu. “Sekarang saya standby di Poliklinik selama jam kerja,” ujarnya.
Dengan adanya dokter yang siaga sejak pukul 8.00 – 14.00 WITA, poliklinik yang terbuka untuk masyarakat umum, tidak hanya pasien dari lingkungan kepolisian, ini diharapkan dapat melayani dengan lebih optimal. Sebagai dokter pertama yang ditempatkan di Poliklinik Polres Gorontalo, Dian tak hanya berurusan dengan pasien, namun juga bertekad membenahi manajemen dan bangunan fisik poliklinik.
Banyak hal yang harus dibenahinya, dari mulai menyiapkan sistem penyimpanan kartu pasien hingga merencanakan penambahan ruang untuk rawat inap pasien. “Tapi harus pelan-pelan membenahinya,” ujarnya. (tita - mar '07)
Biodata
Nama : dr. dian Melva Isabella
Tempat Tgl. Lahir : Medan, 17 Januari 1975
Nama suami : Jansen Sitohang, Sik
Nama anak : Shevanela Putri Shotia
No comments:
Post a Comment