Tuesday, 19 May 2009

Jamaluddin AS, S.E : "Berani Menepis Rasa Malu"


Meniti karir di bidang asuransi merupakan pekerjaan yang penuh tantangan. Tak sedikit yang menyerah hanya karena ditolak calon nasabah. Ada pula yang memilih berhenti karena merasa malu dan gengsi menjadi agen asuransi. “Saya berupaya untuk menyingkirkan rasa malu dan tak mudah menyerah saat mendekati nasabah,” ujar Jamaluddin AS, Dirut Bumiputera sekaligus coordinator wilayah Sulawesi Tenggara yang sudah lebih dari 24 tahun berkarir di Bumiputera.

Jamal mulai meniti karirnya di Bumiputera sebagai agen asuransi ketika berusia 21 tahun. Sebagai pemuda yang berasal dari keluarga sederhana, Jamal mencoba mencari penghasilan dengan menjual polis asuransi dari pintu ke pintu di Pare-Pare, kota kelahirannya. Menjual polis asuransi pada masa itu, sekitar tahun 1984, masih sangat sulit mengingat belum terbukanya pemahanan masyarakat akan pentingnya asuransi. “Asuransi itu masih barang langka. Hanya orang-orang tertentu saja yang mau membeli polis,” ujarnya.

Namun Jamal tak pernah menyerah ketika penawarannya ditolak dan dia harus mencari calon nasabah lagi sambil membawa map berisi formulir. “Pada waktu itu agen masih pakai map, nggak seperti sekarang yang sudah menenteng laptop,” ujarnya tertawa mengenang saat awal merintis karir sebagai agen yang dijalaninya selama 10 tahun. Berkat semangat dan kerja kerasnya, Jamal dipercaya menjadi kepala unit di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Sejak itu karirnya mulai menanjak dan dipindahkan ke berbagai kota untuk memimpin kantor cabang hingga kemudian menjadi Direktur Utama Bumiputera dan Koordinator Wilayah Sulawesi Tenggara.

Tentang keberhasilannya itu Jamal mengaku bahwa kunci sukses menjual asuransi adalah pantang menyerah dan berani menepis rasa malu. “Saya heran, banyak orang yang malu kalau ketahuan menjual polis asuransi padahal pekerjaan ini kan juga halal,” ujarnya. Jamal mengakui bahwa menjual polis asuransi memang pekerjaan yang kurang bergengsi tetapi hal itu dikarenakan masih rendahnya pemahaman masyarakat mengenai asuransi itu sendiri.

Sampai hari ini masyarakat masih melihat asuransi bukanlah kebutuhan yang mendesak, walaupun sebenarnya sangat mendesak kalau diterjemahkan secara ke dalam. Suatu ketika kita akan kehilangan nilai ekonomi, misalnya karena sakit atau meninggal. “Nah, salah satu bentuk investasi yang fleksibel adalah asuransi,” tambah Jamal.

Karena itu Jamal selalu mengingatkan pada anak buahnya agar tak bosan memberi penjelasan pada calon nasabah. Kalau baru sekali presentasi dan ditolak, itu hal yang wajar. “Minimal setiap calon nasabah harus dikunjungi 5 kali,” tegasnya.


BIODATA

Nama : Jamaluddin AS, S.E
Lahir : Pare Pare, 31 Desember 1964
Pendidikan : S1 Fak. Ekonomi, STIE Makassar lulus th. 2006
Hobi : Golf
Karir
2006 : Kacab Kendari, Sultra
2005 : Kacab Makassar, Sulsel
2003 : Kacab Pangkeb, Sulsel
2002 : Kacab Bau Bau, Sultra
1999 : Kacab Bulukumba, Sulsel
1997 : Kacab. Pare Pare, Sulsel
1994 : Kepala Unit Kolaka, Sultra
1984 : Agen Asuransi

No comments:

Post a Comment