Di kalangan kontraktor, nama Anwar Fatta sudah tak asing lagi. Bukan semata-mata karena ia pernah tercatat sebagai Ketua Gapensi (Gabungan Pelaksanan Konstruksi Nasional Indonesia) wilayah Sulawesi Selatan dan Wakil Ketua Umum Gapensi Pusat. Pengusaha asal Bugis ini kini menduduki kursi komisi V DPR RI. “Sudah saatnya saya menyalurkan aspirasi rakyat dan mengembangkan potensi intelektual,”akunya mengenai keputusannya terjun di kancah politik.
Telah 35 tahun ia merintis karir sebagai kontraktor. Perusahaan yang dirintisnya, PT. Karya Utama Persada Sakti (KUPS) pun telah berkembang menjadi empat perusahaan. Selain di bidang konstruksi, KUPS Group juga bergerak di bidang perikananan, perkebunan, dan asuransi. Kerja kerasnya telah membuahkan hasil, mewujudkan angannya untuk menggaji orang lain. Padahal, ia bukan berasal dari keluarga pengusaha, “Ayah saya militer yang hidup dari gaji bulanan. Saya bertekad menjadi orang yang bisa menggaji orang,” ujar ayah berusia 56 tahun ini.
Kini, sehari-hari ia berkantor di Gedung DPR/MPR di Jakarta. Hanya pada akhir pekan Komisaris Utama KUPS Group ini kembali ke Makassar, itu pun jika kesibukannya sebagai wakil rakyat tak menyita agenda weekend bersama keluarga. Di sela-sela waktu mudik lebaran lalu, mediaHALO menemuinya di kantor KUPS, Jl. Landak 9 – 11 Makassar. “Sudah satu tahun saya tidak duduk di kursi ini,” kelakarnya saat menerima mediaHALO di ruang kerjanya yang bersebelahan dengan ruang kerja istrinya sebagai Direktur Utama.
Apa yang membuat Anda tertarik pada bisnis kontruksi dan bangunan?
Kehidupan sebagai kontraktor sudah lama menarik perhatian saya. Seorang kontraktor itu berbeda dengan pengusaha yang menjual produk. Kerja kontraktor bisa dibilang dari nol, dari sesuatu yang tidak ada kemudian diusahakan menjadi ada. Ibaratnya kita akan membangun bendungan, yang tersedia hanya sungai dan lahan kosong. Kontraktor dituntut untuk membuat perencanaan proyek sekaligus membangunnya. Kontaktor juga orang yang bekerja penuh selama enam hari dalam seminggu. Pada hari-hari biasa ia bekerja secara tekun, pada akhir pekan ia tetap punya kewajiban membayar upah pada karyawannya. Saya menyukai kerja keras seperti itu, rasanya cocok dengan karakter saya.
Lalu, sejak kapan Anda terjun sebagai kontraktor?
Saya mulai terjun di bidang konstruksi sejak usia 21 tahun. Saat itu saya bergabung dengan rekan yang sudah menjadi kontraktor senior. Selama kurang lebih 8 tahun saya menghabiskan waktu di luar Makassar untuk mengerjakan sejumlah proyek. Setelah kembali ke Makassar saya memutuskan untuk membangun usaha sendiri. Delapan tahun merupakan waktu yang cukup untuk belajar dan kemudian merintis usaha sendiri. Jadilah pada tahun 1978 saya mendirikan CV. Karya Utama Persada Sakti (KUPS) dengan modal pas-pasan yang saya kumpulkan.
Sekarang KUPS telah menjadi perusahaan besar….
Sejak kecil selalu bercita-cita meraih sesuatu yang besar. Saya berusaha untuk bisa mencapai tahapan yang lebih besar dari yang pernah saya capai. Ketika saya akan keluar dari kantor lama, rekan saya sempat menahan agar terus bekerja sama. Kami sudah cocok sebagai tim kerja.Tetapi kalau saya terus bertahan, saya tak akan jadi besar. Saya beruntung berani membuat keputusan mendirikan usaha. Setidaknya sekarang saya sudah menjadi kontraktor senior di Sulawesi Selatan. Saat saya mendirikan KUPS, baru ada 26 kontraktor di Sulsel. Sekarang, kurang lebih tercatat 7000 kontraktor yang berebut proyek di Sulawesi Selatan.
Anda tak hanya dikenal sebagai pengusaha, tetapi juga cukup aktif di berbagai organisasi.
Sebagai pengusaha kita juga harus memperluas jaringan. Aktif di organisasi juga akan mengasah sejumlah kemampuan kita yang lain selain berbisnis. Apalagi setelah umur makin bertambah dan kemampuan fisik berkurang. Waktunya untuk mengasah kemampuan intelegensia.
Termasuk terjun di bidang politik?
Aktivitas berpolitik saya lahir sebagai panggilan nurani. Saat umroh ke tanah suci, saya mohon petunjuk Allah apa yang sekiranya harus saya kerjakan di saat usia sudah makin tua. Setelah kembali ke tanah air, saya mendapat bisikan untuk mempertegas aktivitas politik saja. Tahun 2003 secara resmi saya menyatakan aspirasi politik saya di PDIP. Sejak saat itu hari-hari saya banyak diisi kegiatan untuk partai. Saya pun juga mendapat dukungan hingga akhirnya terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2004.
Lalu bagaimana dengan aktivitas bisnis yang sudah Anda rintis?
Bisa dibilang sekarang fokus perhatian saya sebagai anggota DPR RI sepenuhnya untuk kepentingan rakyat bersama. Untuk itu saya harus menanggalkan jabatan sebagai ketua Gapensi, juga sebagai Direktur Utama di KUPS Group. Operasional perusahaan sudah saya serahkan pada istri saya, Surya Hartati Ningsih. Jabatan Direktur Utama tidak secara tiba-tiba diperolehnya. Sejak 5 tahun lalu, ia sudah bergabung di KUPS. Ia merintis karir dari staf biasa dan ternyata mampu mengelola perusahaan ini. Sebagai pengusaha muda, kini ia juga mulai aktif di organisasi seperti HIPMI.
Ngomong-ngomong, bagaimana Anda menjaga stamina agar tetap fit selama bolak-balik Jakarta – Makassar?
Apa ya, paling-paling minum vitamin. Tapi yang jelas, setiap akhir pekan saya berusaha istirahat dan berkumpul keluarga. Kalau saya tidak bisa kembali ke Makassar, istri yang akan menyusul ke Jakarta. Dia punya waktu yang lebih fleksibel ketimbang waktu saya. Kadang-kadang, si kecil juga dibawa ke Jakarta sebagai obat rindu. (tita/nov - 2005)
Telah 35 tahun ia merintis karir sebagai kontraktor. Perusahaan yang dirintisnya, PT. Karya Utama Persada Sakti (KUPS) pun telah berkembang menjadi empat perusahaan. Selain di bidang konstruksi, KUPS Group juga bergerak di bidang perikananan, perkebunan, dan asuransi. Kerja kerasnya telah membuahkan hasil, mewujudkan angannya untuk menggaji orang lain. Padahal, ia bukan berasal dari keluarga pengusaha, “Ayah saya militer yang hidup dari gaji bulanan. Saya bertekad menjadi orang yang bisa menggaji orang,” ujar ayah berusia 56 tahun ini.
Kini, sehari-hari ia berkantor di Gedung DPR/MPR di Jakarta. Hanya pada akhir pekan Komisaris Utama KUPS Group ini kembali ke Makassar, itu pun jika kesibukannya sebagai wakil rakyat tak menyita agenda weekend bersama keluarga. Di sela-sela waktu mudik lebaran lalu, mediaHALO menemuinya di kantor KUPS, Jl. Landak 9 – 11 Makassar. “Sudah satu tahun saya tidak duduk di kursi ini,” kelakarnya saat menerima mediaHALO di ruang kerjanya yang bersebelahan dengan ruang kerja istrinya sebagai Direktur Utama.
Apa yang membuat Anda tertarik pada bisnis kontruksi dan bangunan?
Kehidupan sebagai kontraktor sudah lama menarik perhatian saya. Seorang kontraktor itu berbeda dengan pengusaha yang menjual produk. Kerja kontraktor bisa dibilang dari nol, dari sesuatu yang tidak ada kemudian diusahakan menjadi ada. Ibaratnya kita akan membangun bendungan, yang tersedia hanya sungai dan lahan kosong. Kontraktor dituntut untuk membuat perencanaan proyek sekaligus membangunnya. Kontaktor juga orang yang bekerja penuh selama enam hari dalam seminggu. Pada hari-hari biasa ia bekerja secara tekun, pada akhir pekan ia tetap punya kewajiban membayar upah pada karyawannya. Saya menyukai kerja keras seperti itu, rasanya cocok dengan karakter saya.
Lalu, sejak kapan Anda terjun sebagai kontraktor?
Saya mulai terjun di bidang konstruksi sejak usia 21 tahun. Saat itu saya bergabung dengan rekan yang sudah menjadi kontraktor senior. Selama kurang lebih 8 tahun saya menghabiskan waktu di luar Makassar untuk mengerjakan sejumlah proyek. Setelah kembali ke Makassar saya memutuskan untuk membangun usaha sendiri. Delapan tahun merupakan waktu yang cukup untuk belajar dan kemudian merintis usaha sendiri. Jadilah pada tahun 1978 saya mendirikan CV. Karya Utama Persada Sakti (KUPS) dengan modal pas-pasan yang saya kumpulkan.
Sekarang KUPS telah menjadi perusahaan besar….
Sejak kecil selalu bercita-cita meraih sesuatu yang besar. Saya berusaha untuk bisa mencapai tahapan yang lebih besar dari yang pernah saya capai. Ketika saya akan keluar dari kantor lama, rekan saya sempat menahan agar terus bekerja sama. Kami sudah cocok sebagai tim kerja.Tetapi kalau saya terus bertahan, saya tak akan jadi besar. Saya beruntung berani membuat keputusan mendirikan usaha. Setidaknya sekarang saya sudah menjadi kontraktor senior di Sulawesi Selatan. Saat saya mendirikan KUPS, baru ada 26 kontraktor di Sulsel. Sekarang, kurang lebih tercatat 7000 kontraktor yang berebut proyek di Sulawesi Selatan.
Anda tak hanya dikenal sebagai pengusaha, tetapi juga cukup aktif di berbagai organisasi.
Sebagai pengusaha kita juga harus memperluas jaringan. Aktif di organisasi juga akan mengasah sejumlah kemampuan kita yang lain selain berbisnis. Apalagi setelah umur makin bertambah dan kemampuan fisik berkurang. Waktunya untuk mengasah kemampuan intelegensia.
Termasuk terjun di bidang politik?
Aktivitas berpolitik saya lahir sebagai panggilan nurani. Saat umroh ke tanah suci, saya mohon petunjuk Allah apa yang sekiranya harus saya kerjakan di saat usia sudah makin tua. Setelah kembali ke tanah air, saya mendapat bisikan untuk mempertegas aktivitas politik saja. Tahun 2003 secara resmi saya menyatakan aspirasi politik saya di PDIP. Sejak saat itu hari-hari saya banyak diisi kegiatan untuk partai. Saya pun juga mendapat dukungan hingga akhirnya terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2004.
Lalu bagaimana dengan aktivitas bisnis yang sudah Anda rintis?
Bisa dibilang sekarang fokus perhatian saya sebagai anggota DPR RI sepenuhnya untuk kepentingan rakyat bersama. Untuk itu saya harus menanggalkan jabatan sebagai ketua Gapensi, juga sebagai Direktur Utama di KUPS Group. Operasional perusahaan sudah saya serahkan pada istri saya, Surya Hartati Ningsih. Jabatan Direktur Utama tidak secara tiba-tiba diperolehnya. Sejak 5 tahun lalu, ia sudah bergabung di KUPS. Ia merintis karir dari staf biasa dan ternyata mampu mengelola perusahaan ini. Sebagai pengusaha muda, kini ia juga mulai aktif di organisasi seperti HIPMI.
Ngomong-ngomong, bagaimana Anda menjaga stamina agar tetap fit selama bolak-balik Jakarta – Makassar?
Apa ya, paling-paling minum vitamin. Tapi yang jelas, setiap akhir pekan saya berusaha istirahat dan berkumpul keluarga. Kalau saya tidak bisa kembali ke Makassar, istri yang akan menyusul ke Jakarta. Dia punya waktu yang lebih fleksibel ketimbang waktu saya. Kadang-kadang, si kecil juga dibawa ke Jakarta sebagai obat rindu. (tita/nov - 2005)
No comments:
Post a Comment