Wednesday, 20 May 2009

Anggiat Sinaga, Dirut Clarion Hotel & Ketua PHRI Sulsel

"Memotivasi dengan Punishment"

Setelah lebih dari 14 tahun berkecimpung di dunia perhotelan, Anggiat Sinaga akhirnya menyimpulkan bahwa mengelola hotel berbintang maupun hotel kecil itu sama saja. “Sama-sama mengurusi orang banyak,” ujarnya. Selain mengurus staf dan karyawan hotel, tamu yang datang ke hotel juga merupakan prioritas yang harus diperhatikan.

Menyadari bahwa dunia perhotelan adalah relasi antar manusia, Anggiat senantiasa berupaya membangun komunikasi yang baik dengan siapapun. Terhadap customer dan relasi bisnisnya, Anggiat berusaha untuk melakukan approaching dan entertainment. “Saya meniru cara TELKOMSEL yang berani memanjakan customer-nya,” akunya sambil terbahak. Sementara itu terhadap staf dan karyawan di hotel, penggemar bulutangkis yang aktif di berbagai organisasi ini tak hanya melakukan personal approach, tetapi juga merangsang semangat berprestasi melalui kedisiplinan.

Menurut Anggiat, disiplin merupakan hal yang paling utama dalam bisnis perhotelan. “Coba bayangkan bagaimana pelanggan akan kecewa ketika akan check-in tetapi kamar belum siap,” paparnya. Karena itu disiplin waktu yang ketat tidak boleh ditawar lagi di hotel yang dipimpinnya, yaitu Clarion, Quality, dan Grand Palace. Setiap karyawan yang datang terlambat, meskipun hanya terlambat satu menit, akan mendapat hukuman selama 2 jam untuk mencuci piring!

Tak hanya itu, mereka yang terlamat juga harus mengenakan rompi dinas kebersihan lengkap dengan tulisan “Sedang Dihukum”. Setelah itu mereka juga difoto dan dimuat di bulletin karyawan. Setiap bulan pihak managemen akan mengumumkan record karyawan termalas, berapa kali terlambat, dan berapa menit terlambat. “Sanksi ini berlaku untuk semua karyawan, termasuk saya,” tegas Anggiat.

Anggiat mengakui bahwa gaya kepemimpinannya yang penuh disiplin ini mungkin sedikit mirip militer. “Tetapi saya juga menyeimbangkan punishment ini dengan reward yang sepadan,” ujarnya. Karyawan yang tidak pernah terlambat, pada akhir tahun akan mendapatkan penghargaan yang memuaskan. “Sehingga punishment bukan dianggap sebagai sesuatu yang negative, tapi karyawan berusaha mengejar sesuatu yang perfect,” tambahnya.

Setelah sikap disiplin terbangun, Anggiat juga mengedepankan delegation of authority. “Kalau saya bekerja secara one man show, perusahaan nggak bakal jalan,” ujarnya. Bagi Anggiat delegation of authority ini bukan semata-mata untuk mendistribusikan pekerjaan, namun juga harus disertai dengan trust kepada staf terkait. “Sehingga yang bersangkutan akan memunculkan empower yang luar biasa,” ujarnya mantap. Efeknya, karyawan akan semakin termotifasi sehingga kinerja perusahaan pun mengalami peningkatan yang menggembirakan. “Tak sampai setahun sejak saya menerapkan aturan main yang gila ini, pertumbuhan perusahaan meningkat 100%,” ujarnya berbangga.

BIODATA

Nama : Anggiat Sinaga
Lahir : Asahan, Sumut 11 Juli 1967
Organisasi : Ketua PHRI – Sulawesi Selatan
Wakil Ketua KADIN - Sulsel
Wakil Ketua HIPI
Wakil Ketua Apindo
Wakil Bendahara PSM
Hobi : Bulutangkis

Ina Damayanti – Pengusaha Tour & Travel

Sudah cukup banyak orang yang berhasil menjadikan hobi sebagai salah satu kegiatan rekreatif yang profit. Salah satu di antaranya adalah Ina Damayanti, Direktur PT. Fajarayu Erapratama, yang memimpin perusahaan di bidang tour & travel. Kegemarannya travelling, membawanya terjun di bidang tour & travel. Untuk mewujudkan mimpinya, Ina harus mengumpulkan modal terlebih dahulu. Setelah bisnis kontraktor yang dirintis bersama suaminya sejak tahun 1985 mulai berkembang, barulah Ina berani berbisnis di bidang travel.


Di tengah maraknya industri travel agent yang kini banyak bermunculan, Fajarayu Erapratama tetapi eksis dan menjadi salahsatu travel agent yang memiliki kredibilitas tinggi di kota Balikpapan. Banyak perusahaan asing di Balikpapan yang menjadi pelanggan tetapnya. Bagi Fajarayu penjualan tiket penerbangan internasional ini juga memberikan profit lebih banyak dibanding penjualan tiket domestic. “Keuntungan dari penjualan tiket domestic flight itu tipis banget, apalagi kami juga harus bayar cash ke airline,” jelas pelanggan Platinum TELKOMSEL ini.

Saat ini pun sudah banyak travel agent dari Jakarta yang membuka kantor cabang di Balikpapan. Di sisi lain, banyak perusahaan asing di Balikpapan yang pengadaan tender untuk penyediaan tiket international flight dilakukan di kantor pusatnya di Jakarta. “Kami yang berada di daerah harus pintar-pintar mengambil langkah agar tetap eksis,” ujar ibu tiga anak ini.

Ina menyadari bahwa di saat persaingan harga tiket pesawat kian ketat, menjaga hubungan baik dengan pelanggan merupakan salah satu cara untuk mempertahankan usaha bisnis tour & travel yang telah dirintisnya sejak 12 tahun lalu. Ia senantiasa berusaha meningkatkan layanan atau servis yang baik pada pelanggan. Caranya antara lain dengan menempatkan satu orang staf untuk standby di airport. Jika sewaktu-waktu ada pelanggan yang mendadak harus terbang untuk urusan bisnis, pelanggan tak perlu repot karena staf Fajarayu siap melakukan pengurusan tiket sesegera mungkin.

“Kalau pelanggan seneng, mereka akan setia jadi pelanggan kami,” ujarnya.

Selain memberikan servis yang baik, menurut Ina kunci keberhasilan membangun bisnis di bidang jasa adalah memperbanyak pertemanan. Pembawaannya yang supel memang membuat Ina mudah berteman dengan siapa saja. Pelanggan-pelanggannya pun diperlakukan bak teman akrab. Tak jarang Ina mengajak pelanggannya untuk jalan-jalan keluar dan makan-makan. “Saat ngumpul jangan suka ngomongin pribadinya orang, jelasnya tentang kiat melanggengkan pertemanan.

Biodata

Nama : Ina Damayanti

Lahir : Balikpapan, 16 Desember 1966

Pendidikan : SMA

Hobi : Travelling & Shopping

Karir : 1985 mendirikan PT. Pantai Mentari – General Contractor & Supplier

1995 mendirikan PT. fajarayu Erapratama – Tour & Travel

Simon P. Yapsawaky, mantan Residen Manager PetroChina - Sorong

"Menjaga Hubungan Baik"

Bulan Agustus 2008, Simon P. Yapsawaky akan mengakhiri masa tugasnya sebagai Resident Manager PetroChina area Salawati Papua. Usianya genap 56 tahun dan saat pensiun sudah menjelang. “Sebenarnya saya pengin istirahat saja,” ujar Simon. Namun belum juga masa pensiunannya tiba, putra Papua ini sudah mendapat banyak tawaran, mulai menjadi konsultan di perusahaan gas hingga permintaan ikut Pilkada di kampung halamannya, Biak.

Simon memang sosok yang kaya akan pengalaman. Sejak tahun 1973, ia sudah terjun di bidang pertambangan minyak dan gas. Tak hanya di Papua, ia juga pernah ditempatkan di sejumlah kota lain yang kaya sumber minyak seperti di Pekanbaru (Riau), Banjarmasin (Kalsel), Tuban, dan Bojonegoro (Jatim). Tidaklah mengherankan jika kemudian PetroChina memilihnya menjadi Resident Manager area Salawati Papua ketika perusahaan perminyakan asal China ini mulai beroperasi di Papua pada tahun 2002 lalu.

Posisinya sebagai Resident Manager PetroChina area Salawati Sorong membuatnya harus banyak berhubungan dengan masyarakat setempat maupun pejabat terkait di lingkungan pemerintah daerah Sorong, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Bagi Simon menjaga hubungan baik dengan pihak terkait itu harus terus dijaga. Jika tidak, bisa menimbulkan masalah yang berkepanjangan. “Persoalan seperti ini bisa menyita pikiran,” ujarnya.

Karena itu Simon tak lelah melaukan berbagai kegiatan yang dapat mendekatkan hubungan dengan masyarakat setempat maupun pemerintah daerah. “Kami rutin memberikan sponsorship untuk kegiatan-kegiatan yang diadakan pemerintah,” jelasnya. Sementara itu untuk masyarakat setempat, dikembangkan program community development. Saat ini program yang tengah digiatkan adalah memberikan sarana pendidikan baik berupa pemberian SPP untuk anak-anak yang kurang mampu maupun pembangunan gedung-gedung sekolah. “Supaya mereka tak perlu jauh-jauh ke kota untuk meneruskan sekolah tingkat lanjut,” tambahnya.

Bagi Simon pengalaman teknis yang diperoleh selama lebih dari 30 tahun berkarir di bidang pengeboran minyak dan gas menjadi kian lengkap dengan pengalaman menjalin hubungan sosial dengan berbagai pihak. Tidaklah berlebihan jika menjelang masa pensiun, masyarakat di Biak berharap Simon berlaga dalam Pilkada untuk memimpin daerah. “Ah, tapi saya tidak mau jadi Bupati. Kalau jadi anggota DPRD bolehlah,” katanya sambil tertawa.


Biodata
Nama : Simon P. Yapsawaky
Lahir : 31 Agustus 1951
Karir : 1973 – 1985 Petromer Trend corporation, Papua
1985 – 1987 Trend Energy Kalimantan, Ltd, Banjarmasin
1988 – 1989 Trend Sumatra limited, Pekanbaru
1990 – 1991 JOB Pertamina, Trend Tuban, Surabaya, Jatim
1992 – 1997 JOB Pertamina Trend Salawati, Papua
1997 – 1998 JOB Pertamina Santa Fe Tuban, Bojonegoro, Jatim
1998 – 2001 Santa Fe Energy Resources Limited, Papua
2002 Devon Energy Limited, Papua
2002 – sekarang PetroChina International (Bermuda) Ltd, Papua

Saul Rante Lembang, "Merintis Proyek di Pedalaman Papua"

Usianya belum genap 30 tahun, tetapi pemuda asal Tana Toraja ini sudah membangun usaha di bidang Konsultan Teknik dan Pengawas Bangunan di Manokwari, Papua Barat sejak tahun 2004 lalu. “Banyak kabupaten pemekaran di Papua yang tengah membangun,” ujar Saul Rante Lembang, pimpinan CV Anda Irja.

Peluang inilah yang membuatnya mantap berkarir di Papua selepas menamatkan studi di jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Indonesia Paulus, Makassar pada tahun 2003. “Mula-mula saya ke Jayapura, bekerja di salah satu perusahaan jasa konsultan teknik,” tambahnya. Setahun kemudian, Rante Lembang melihat peluang pembangunan daerah di Propinsi Irian Jaya Barat. Ia pun mendirikan CV Anda Irja yang berkantor di Manokwari. Karyawan yang direkrut tak lain adalah rekan-rekan yang sudah dikenal sebelumnya. “Meskipun secara setruktural saya yang bertanggung jawab, namun dalam bekerja saya tidak pernah memposisikan diri sebagai pemimpin,” ujar Lembang mengenai kiat mengelola bisnis bersama teman. “Apa yang dikerjakan teman-teman juga saya kerjakan,” tambahnya.

Kerja kerasnya kini juga sudah membuahkan hasil. Meski baru 3 tahun merintis usaha konsultan teknik, namun CV Anda Irja sudah mengerjakan beberapa proyek di empat kabupaten di wilayah Propinsi Irian Jaya Barat. Proyek-proyek yang ditangani CV Anda Irja kebanyakan berada di pedalaman Papua Barat yang lokasinya kadang harus ditempuh dengan perahu menyusuri sungai atau pesawat kecil yang hanya berisi 5 penumpang. “Bagi saya mendapat proyek di daerah terpencil seperti ini sangat mengesan,” ujar mantan Ketua Pemuda Toraja ini.

Lembang mengakui bahwa menjadi konsultan teknik di Papua memang membutuhkan ketahanan fisik yang prima mengingat kondisi geografis daerah Papua yang masih sulit terjangkau transportasi darat. “Kadang kami harus berjalan kaki melewati rawa-rawa,” ujarnya. Karena itu penggemar tenis meja ini pun selalu berusaha menjaga stamina tubuhnya agar tidak terserang penyakit malaria. “Nggak boleh bekerja terlalu capek dan harus makan teratur,” jelasnya. Meskipun kadang masih terasa kenyang, Lembang tak pernah melawatkan waktu makan. “Lapar nggak lapar tetap harus makan,” ujarnya sambil terbahak.

Selain harus beradaptasi dengan kondisi geografis, Lembang juga harus mengindahkan adat istiadat masyarakat setempat. Sebelum memulai pekerjaan, ia harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan pemuka adat setempat .Tak jarang Lembang dan timnya juga harus mengadakan upacara adat sebelum proyek dimulai. Bagi Lembang rangkaian upacara adat hingga terlaksananya proyek merupakan pengalaman mengesan yang membuatnya betah tinggal di Papua meskipun keluarga besarnya berada di Toraja. “Kan sudah ada kartuHALO yang memungkinkan kami tetap berkomunikasi setiap saat meskipun sedang mengerjakan proyek di pedalaman Papua,” ujarnya sambil tersenyum.


Biodata

Nama : Saul Rante Lembang
Lahir : Madandan Toraja, 29 Juli 1978
Pendidikan : S1 Teknik Sipil – UKIP Makassar
Organisasi : Kabid. Kepemudaan & Olahraga Ikatan Keluarga Toraja di Manokwari (2005 – sampai sekarang)
Ketua Pemuda Toraja (2004 – 2006)

Jisman M. Lubis, Kepala Cabang Bank Mandiri Prioritas, Reg. Kalimanantan

"Melayani dengan Hati"

Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan masyarakat akan layanan perbankan pun mengalami perubahan. Nasabah tak hanya membutuhkan kemudahan melakukan transaksi melalui mesin-mesin ATM maupun mobile banking, namun sebagian di antara mereka juga mulai membutuhkan keberadaan Personel Banker. “Bank akan menjadi konsultan yang mengelola keuangan nasabah,” ujar Jisman M. Lubis, Kepala Cabang Bank Mandiri Prioritas Regional Kalimantan.

Personal Banker ini akan memberikan layanan khusus kepada nasabah secara pribadi dan profesional. Nasabah yang datang ke kantor cabang Bank Mandiri Prioritas akan disambut dengan ramah sejak di halaman parkir hingga nasabah meninggalkan parkiran. “Kami ingin melayani dengan hati untuk menuju yang terbaik,” jelas Jisman.

Menurut Jisman, melayani dengan hati merupakan kunci meraih keberhasilan. Pria asal Sumatra Utara ini selalu menegaskan pada seluruh jajaran karyawan Bank Mandiri Prioritas cabang Balikpapan untuk memberikan layanan terbaik pada nasabah. “Nasabahlah yang memberi gaji kami,” tegasnya.

Untuk menumbuhkan sikap ini, Jisman senantiasa menempatkan dirinya sama dengan staf yang lain. Meski ia menempati posisi tertinggi di kantor cabang Balikpapan, namun penggemar olahraga golf ini tak ingin diperlakukan seperti pimpinan. “Yang menjadikan saya pimpinan di sini kan hanya selembar surat, bisa saja besok saya tidak lagi menjadi pimpinan karena ada surat baru lagi,” ujarnya. Kalaupun ada yang membedakan antara pimpinan dan staf hanyalah sebatas wewenang dan tanggung jawab saja. “Selebihnya semua sama,” tambahnya.

Jisman sendiri mengakui bahwa dirinya pun butuh waktu belajar untuk menjadi pribadi yang bisa melayani dengan hati. “Terus terang ya, yang paling banyak mengubah perilaku saya adalah Ibu mertua dan istri saya yang berasal dari Solo, Jawa Tengah,” ujarnya sambil tertawa. Sebagai pria Batak yang dibesarkan di kampung, Jisman mengaku bahwa karakternya cukup keras. Perkawinan antar etnis dengan dua karakter yang berbeda ini telah mengajarinya untuk belajar tatakrama Jawa. “Saya belajar soal unggah-ungguh, andhap asor, dan sikap ojo dumeh dari keluarga istri saya,” tambahnya.

Unggah-ungguh (sopan-santun), andhap asor (rendah hati), dan ojo dumeh (tidak sombong) merupakan filosofi Jawa yang dengan sungguh-sungguh dipelajari Jisman untuk membangun sikap mental sebagai pribadi yang bisa melayani dengan hati. Memang, semula egonya memberontak. “Tapi, saya kan tidak bergaul hanya di kampung saja. Dan nasabah saya bukan hanya orang Batak,” ujar mantan Marketing Manager Bank Mandiri Regional I Medan yang pernah bertugas di Jakarta, Surabaya, Manado, Toli-toli, dan kemudian Balikpapan.

Selain merasa mendapat hikmah dari perkawinan antar etnis itu, Jisman juga membekali diri dengan membawa buku ESQ untuk semakin memperdalam sikap mentalnya. “Dan sebagai umat beragaman, saya tak pernah meninggalkan Alkitab,” katanya seraya memperlihatkan buku ESQ dan kitab suci yang tersusun di meja kerjanya.

Biodata

Nama : Jisman Mangitar Lubis
Hobi : Golf
Organisasi : Humas Forum Komunikasi antar BUMN Kaltim
Pendiri “Sipata Mullop” grup musik tradisional Batak di Balikpapan