Di kalangan masyarakat Pontianak, Lindra Lie adalah sosok yang dikenal luas. Sebagai pemimpin Yayasan Bhakti Suci yang menaungi 54 yayasan marga Tionghoa, Lindra Lie juga harus sering berhubungan dengan pemerintah setempat. “Bhakti Suci itu sudah dianggap sebagai wakil masyarakat Tionghoa di Pontianak,” jelasnya.
Lindra Lie sendiri telah aktif di Yayasan Bhakti Suci sejak tahun 1987, saat itu sebagai bendahara. Baru tahun 2003 ia terpilih sebagai Ketua dengan masa jabatan 4 tahun. Sudah pasti kesibukannya meningkat. “KartuHALO sangat membantu tugas saya, apalagi saya juga sering keluar kota,” ujarnya.
Ia telah menjadi pelanggan kartuHALO sejak layanan Telkomsel masuk ke Pontianak sekitar tahun 1996. Pelanggan setia kartuHALO ini kemudian berkisah tentang kegiatan yayasan yang tengah dipimpinnya.
Bidang apa saja yang ditangani Bhakti Suci?
Pada saat awal pendiriannya tahun 1967, Bhakti Suci lebih banyak memberikan jasa pemakaman termasuk menyediakan lahan. Apalagi pada masa itu kondisi politik sedang tidak menentu, saat diberlakukan peraturan bahwa warga Tionghoa tidak boleh tinggal di pedalaman. Banyak pengungsi yang kemudian sakit dan meninggal. Dalam sehari bisa 10 orang meninggal. Bhakti Suci kemudian muncul untuk mengurus pemakaman dan menyediakan lahan.
Bagaimana dengan kegiatan saat ini?
Sejak tahun 70an kegiatan Bhakti Suci lebih mengarah ke masalah sosial. Kami mengkoordinir bantuan dari anggota untuk disumbangkan pada mereka yang membutuhkan. Setiap lebaran, natal, dan imlek kami membagikan sembako untuk fakir miskin. Jika ada bencana alam, banjir, tanah longsor, atau kebakaran kami selalu menggalang dana. Kami juga turut membantu korban bencana Aceh dengan mengirimkan sembako dan mendirikan taman kanak-kanak. Bahkan Gubernur Kalbar bersedia meresmikan TK tersebut pertengahan Januari ini.
Selain kegiatan sosial?
Saat ini mulai membantu bidang pendidikan. Kami membantu sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga pengajar untuk pelajaran Bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin itu bukan hanya milik orang Chinesse. Di jaman yang sudah berkembang seperti ini, mengusai bahasa Mandarin akan sangat menguntungkan, dapat mempercepat kemajuan bangsa. Mestinya bahasa Mandarin bisa menjadi bahasa nasional disamping bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Seperti di Malaysia, selain bahasa Melayu mereka menggunakan Bahasa Inggris dan Mandarin.
Sudah ada berapa sekolah yang dibantu Bhakti Suci?
Baru ada 2 sekolah dasar yang kami bantu. Kami memang mengutamakan pendidikan bahasa Mandarin untuk sekolah dasar, karena pendidikan dasar itu perlu. Di samping membantu mengajar, kami juga memberikan sumbangan buku-buku pelajaran Bahasa Mandarin. Nantinya kami ingin setiap sekolah dasar mewajibkan bahasa Mandarin sebagai salah satu pelajaran. Sehingga orang Melayu, Dayak, maupun orang Jawa yang tinggal di Pontianak bisa berbahasa Mandarin.
Setelah menggeluti bidang sosial, budaya dan pendidikan, tidak tertarik terjun ke politik?
Wah, jangan. Bhakti Suci tidak boleh terjun di bidang politik. Bahkan jika ada pengurus yang kemudian memilih terjun ke politik, meskipun secara pribadi kami dukung tetapi mereka harus melepaskan kepengurusan di Bhakti Suci. (tita/jan - 2006)
Lindra Lie sendiri telah aktif di Yayasan Bhakti Suci sejak tahun 1987, saat itu sebagai bendahara. Baru tahun 2003 ia terpilih sebagai Ketua dengan masa jabatan 4 tahun. Sudah pasti kesibukannya meningkat. “KartuHALO sangat membantu tugas saya, apalagi saya juga sering keluar kota,” ujarnya.
Ia telah menjadi pelanggan kartuHALO sejak layanan Telkomsel masuk ke Pontianak sekitar tahun 1996. Pelanggan setia kartuHALO ini kemudian berkisah tentang kegiatan yayasan yang tengah dipimpinnya.
Bidang apa saja yang ditangani Bhakti Suci?
Pada saat awal pendiriannya tahun 1967, Bhakti Suci lebih banyak memberikan jasa pemakaman termasuk menyediakan lahan. Apalagi pada masa itu kondisi politik sedang tidak menentu, saat diberlakukan peraturan bahwa warga Tionghoa tidak boleh tinggal di pedalaman. Banyak pengungsi yang kemudian sakit dan meninggal. Dalam sehari bisa 10 orang meninggal. Bhakti Suci kemudian muncul untuk mengurus pemakaman dan menyediakan lahan.
Bagaimana dengan kegiatan saat ini?
Sejak tahun 70an kegiatan Bhakti Suci lebih mengarah ke masalah sosial. Kami mengkoordinir bantuan dari anggota untuk disumbangkan pada mereka yang membutuhkan. Setiap lebaran, natal, dan imlek kami membagikan sembako untuk fakir miskin. Jika ada bencana alam, banjir, tanah longsor, atau kebakaran kami selalu menggalang dana. Kami juga turut membantu korban bencana Aceh dengan mengirimkan sembako dan mendirikan taman kanak-kanak. Bahkan Gubernur Kalbar bersedia meresmikan TK tersebut pertengahan Januari ini.
Selain kegiatan sosial?
Saat ini mulai membantu bidang pendidikan. Kami membantu sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga pengajar untuk pelajaran Bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin itu bukan hanya milik orang Chinesse. Di jaman yang sudah berkembang seperti ini, mengusai bahasa Mandarin akan sangat menguntungkan, dapat mempercepat kemajuan bangsa. Mestinya bahasa Mandarin bisa menjadi bahasa nasional disamping bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Seperti di Malaysia, selain bahasa Melayu mereka menggunakan Bahasa Inggris dan Mandarin.
Sudah ada berapa sekolah yang dibantu Bhakti Suci?
Baru ada 2 sekolah dasar yang kami bantu. Kami memang mengutamakan pendidikan bahasa Mandarin untuk sekolah dasar, karena pendidikan dasar itu perlu. Di samping membantu mengajar, kami juga memberikan sumbangan buku-buku pelajaran Bahasa Mandarin. Nantinya kami ingin setiap sekolah dasar mewajibkan bahasa Mandarin sebagai salah satu pelajaran. Sehingga orang Melayu, Dayak, maupun orang Jawa yang tinggal di Pontianak bisa berbahasa Mandarin.
Setelah menggeluti bidang sosial, budaya dan pendidikan, tidak tertarik terjun ke politik?
Wah, jangan. Bhakti Suci tidak boleh terjun di bidang politik. Bahkan jika ada pengurus yang kemudian memilih terjun ke politik, meskipun secara pribadi kami dukung tetapi mereka harus melepaskan kepengurusan di Bhakti Suci. (tita/jan - 2006)
No comments:
Post a Comment